Pengalaman Dengan Kanker Kolon - Kenapa Harus Kemo? ( Bagian Dua )

Pada artikel pertama tentang pengalaman dengan kanker kolon, Saya sudah menyebutkan bahwa ada tindakan operasi usus buntu. Setelah operasi sempat melakukan kontrol dua kali. Pasca operasi, Selang kurang lebih satu bulan Bapak saya merasakan kembali sakit dibagian perut. Selain sakit dibagian perut, Tanda-tanda sakit atau kondisi yang saya sebutkan pada artikel bagian pertama datang lagi.

Akhirnya Bapak saya opname di rumah sakit yang sama. Untuk pemulihan kondisi Bapak saya mendapat tindakan transfusi darah serta tindakan medis lain yang diperlukan.

Setelah dilakukan beberapa tes medis, Bapak saya disarankan untuk operasi kedua. Hal ini dilakukan karena ada benjolan dibagian usus besar. Pada saat itu Bapak saya tidak mau dioperasi lagi. 

Waktu itu pihak rumah sakit dan keluarga sudah membujuk Bapak agar mau dilakukan tindakan operasi. Namun Bapak tetap tidak mau. Karena kondisi sudah baik akhirnya Bapak diijinkan pulang tanpa operasi kedua.

Setelah beberapa minggu, Rasa sakit datang lagi dibarengi dengan HB yang rendah. Akhirnya kami periksa ke klinik pratama BPJS. Saat itu disarankan untuk periksa leboh lanjut  ke Rumah sakit. Dengan persetujuan Bapak dan keluarga, Kami minta rujukan ke Rumah Sakit yang berbeda.

Pada hari itu juga kami menuju Rumah Sakit yang dimaksud. Sampai dirumah sakit dilakukan pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan Bapak disarankan opname. Kondisi yang saya maksud adalah HB rendah dan rasa sakit diperut.

Dalam masa perawatan, Bapak saya mendapat tindakan transfusi darah dan tindakan medis lainnya. Setelah dilakukan serangkaian tes medis, Bapak saya dinyatakan positif kanker kolon. Karena itu disarankan untuk operasi di Salah satu Rumah sakit besar di Jogjakarta. Saran ini lagi-lagi ditolak oleh Bapak saya. Dan Bapak tidak mau Operasi di Jogjakarta.

Karena kondisi sudah membaik, Bapak saya diijinkan pulang serta diberi surat rujukan untuk tindakan medis atau operasi di Jogjakarta. Seperti saya sebutkan diatas, Bapak saya tidak mau.

Selang beberapa minggu, Bapak saya merasakan hal yang sama. Yaitu perut sakit, Lemah, Sudah makan dan gejala lain yang saya sebutkan pada artikel pertama tentang gejala atau tanda kanker kolon.

Akhirnya kami membawa bapak ke Klinik yang ditunjuk BPJS. Dari situ kami mendapat rujukan kerumah sakit Negeri di Klaten ( RSST ). 

Setelah sampai rumah sakit, Serangkaian tes medis dilakukan. Dan Bapak harus opname. Disini mendapat tindakan berupa transfusi darah dan tindakan medis lain yang diperlukan. Selain itu, Serangkaian tes medis dilakukan. Dan Bapak disarankan untuk operasi karena kanker sudah besar.

Setelah semua tes medis dan tindakan perawatan sebelum operasi dilakukan, Akhirnya Bapak mendapat tindakan operasi. Setelah operasi pengangkatan kanker selesai, Saya dan kakak dipanggil oleh Dokter yang saat itu melaukan operasi kanker kolon.

Disalah satu ruang saya dikasih tahu bahwa tindakan opersai yang dilakukan pada bapak merupakan tindakan operasi besar, Makanya memerlukan waktu yang lama. Disitu saya diperlihatkan tumor yang sudah berhasil diangkat dan sebagian usus besar yang dipotong.

Setelah operasi Bapak harus masuk ICU agar mendapat perawatan yang intensive guna pemulihan kondisi. Setelah 4 hari diruang ICU, Bapak saya dipindah kamar perawatan biasa. Saat dikamar ini, Bapak masih belum boleh minum atau makan. Segala nutrisi yang diperlukan bapak masuk ketubuh melalui infus.

Beberapa hari setelah dirawat, Kondisi Bapak dinyatakan bisa rawat jalan. Akhirnya bapak diijinkan pulang. Saat rawat jalan, Bapak wajibkan untuk kontrol ke Dokter spesialis. Oleh dokter yang menangani, Bapak disarankan untuk banyak makan telur agar hasil operasi optimal.

Setelah beberapa kali kontrol, Bapak mendapat surat rujukan untuk kemo di RS. Sardjito Jogjakarta. Pada kesempatan ini bapak saya tidak mau untuk kemo ke Jogja. Kami sekeluarga sudah membujuk namun bapak tetap tidak mau.

Beberapa minggu pasca operasi pengangkatan kanker kolon, Bapak saya sudah terlihat segar dan sehat. Selain segar dan sehat, Bapak saya sudah bisa melakukan aktivitas yang selama ini ditinggalkan. 

Hampir 10 bulan Bapak saya bisa melakukan aktivitas kesukaannya. Dan setelah hampir 10 bulan, Kondisi bapak semakin menurun, Selain itu rasa sakit yang dulu sudah hilang datang lagi. Dan akhirnya Bapak saya harus dirawat kembali dirumah sakit saat operasi kedua. 

Di Rumah sakit bapak mendapat semua tindakan dan tes medis yang dibutuhkan. Dan Bapak mendapat rujukan ke rumah sakit Sardjito Jogja. Setelah melalui serangkaian proses ( Dari mendaftar, Menunggu antrian kamar ). Akhirnya bapak dirawat di Rumah sakit Sarjiti jogja. 

Setelah dilakukan serangkaian tindakan medis dan cek medis. Kondisi Bapak tetap tidak siap untuk dilakukan tindakan operasi. 

Bapak dipanggil menghadap Allah SWT dengam wajah tersenyum dan kelihatan muda di rumah kami pada tanggal 10 Oktober 2017.

Sebagai catatan:

"Kami juga berupaya dengan memberi ramuan herbal untuk kanker kolon. Mungkin karena waktu dan kondisi sehingga ramuan herbal kanker kurang maksimal bekerja pada bapak saya. Jadi untuk penggunaan herbal kanker, Alangkah baiknya jika dikonsultasikan dengan pihak yang lebih paham dan tahu tentang herbal kanker kolon".

Kenapa harus kemo pasca operasi kanker kolon?

Dari pengalaman keluarga kami ini, Tentu pertanyaan " Kenapa harus kemoterapi pasca operasi pengangkatan kanker kolon", Tentu Saduara sudah bisa menjawab sendiri. Semua sudah terjadi, Tapi misal waktu itu kami sebagai keluarga bisa membujuk bapak untuk kemo, Bisa jadi kami akan mendapti pengalaman yang berbeda. 

Walaupun kanker kolon sudah diambil, Menurut dokter belum semua sel kanker hilang. Dan untuk mematikan sel kanker yang tertinggal, Maka diperlukan tindakan kemoterapi agar sel kanker bersih dan tidak berkembang lagi.

Dari artikel tentang pengalaman dengan kanker kolon atau kankes usus besar bagian satu dan dua ini, Saya ingin menyampaikan beberapa pesan.

Pertama

Jika pembaca atau Saudara merasakan beberapa gejala dan tanda sakit seperti pada artikel pertama, Alangkah baiknya jika segera dikonsultasikan dengan dokter. Hal ini untuk mengetahui penyakit apa yang sebenarnya sedang diderita. Karena saya yakin Dokter akan memberikan tindakan yang terbaik buat pasien. Untuk tanda atau gejalan kanker kolon yang dirasakan oleh bapak saya, Saudara bisa baca pada artikel dibawah ini;


Kedua

Ikuti saran dokter dan tindakan medis lebih lanjut. kenapa demikian, Karena Dokter lebih tau bagaimana usaha serta proses yang harus dijalani dan ditempuh oleh pasien guna penyembuhan suatu penyakit.

Ketiga

Pasca operasi pengangkatan tumor atau kanker, Jika disarankan tindakan kemo ( Kemoterapi ). Lebih baik dijalani. Pasti Dokter sudah mempunyai pertimbangan jelas sesuai hasil lab yang sudah dilakukan pada tumor atau kanker. Dan yang pasti, Dokter menginginkan hasil terbaik bagi pasiennya.

Keempat

Jika menggunakan herbal kanker, Alahkah baiknya jika dikonsultasikan dengan pihak-pihak terkait yang tahu dan paham tentang herbal kanker kolon.

Demikian artikel kesehatan dari Tip Info Koe dengan tema pengalaman dengan kanker kolon atau kanker usus besar. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. Saudara bisa kunjungi artikel kesehatan dan kecantikan menarik lainnya dibawah ini.

Popular posts from this blog

Kenapa Foto Pamela Safitri Bisa Beredar Dan Bikin Heboh?

Cara Mengobati Batuk Dengan Obat Batuk Tradisional Gula dan Tape ( Pengalaman Nyata )

Kisah Mistis Batu Akik Yang Mencari Pasangannya ( Misterius Dan Nyata )

Manfaat dan Kasiat Buah Pear Untuk Kesehatan

Obat Sakit Gigi Herbal Dari Tanaman Sawah dan Cara Pengobatannya